“I am not the same having seen the moon shine from the other side of the world” – Mary Ann Radmacher
Dimulai dari percakapan dengan bu bos via Skype dan pak bos yang meminta saya ke Spanyol untuk ikut skillshare – atau workshop. Saya kira cuma bercanda, ternyata beneran. Well, there’s no such thing as free lunch, dikirim ke Spanyol tentunya mereka berekspektasi lebih dari kita untuk melakukan sesuatu. Beban, tapi Madrid cuy! Kesempatan ke Eropa untuk pertama kalinya tak mungkin saya lewatkan begitu saja.
“Oke siap”, sahut saya sambil grogi karena saya rasa itu tanggung jawab yang cukup besar.
Persiapan dimulai dari datangnya e-mail itinerary dari kolega di Spanyol beberapa hari setelahnya, lalu minta bantuan teman kantor untuk pesan tiket, kemudian melamar visa Schengen. Aplikasi visa Schengen ke Spanyol dilakukan melalui BLS Spain yang kantornya terletak di Kuningan, Jakarta Selatan. Ada beberapa jenis visa yang bisa kamu pilih, saya gunakan visa bisnis. Untuk aplikasi visa bisnis, dokumen yang perlu disiapkan adalah:
- 2 lembar copy formulir reguler aplikasi visa Schengen
- Paspor dengan masa berlaku minimal 6 bulan dari tanggal berakhirnya masa berlaku visa.
- Fotokopi identitas pemohon (KTP untuk WNI) dan Kartu keluarga.
- Asuransi perjalanan yang valid untuk semua wilayah Negara-negara Schengen
- Rencana tempat tinggal/penginapan di Spanyol dan seluruh negara Schengen yang akan dikunjungi
- Bukti pemesanan tiket pulang pergi, cantumkan nomor penumpang atau nomor booking dan rute perjalanan.
- Surat undangan dari perusahaan Spanyol
- Surat dari perusahaan tempat kerja pemohon dengan rincian jabatan serta tujuan perjalanan ke Spanyol
- Jaminan keuangan: slip gaji dan/atau laporan keuangan transaksi 3 bulan terakhir milik pemohon.
Lengkapnya bisa dilihat di sini
Setelah dokumen (dirasa) lengkap, buat janji temu di website BLS Spain karena tidak bisa sembarang datang dan per harinya diberi kuota. Sempat bolak balik karena ada yang kurang (waktu itu belum melampirkan laporan keuangan 3 bulan terakhir yang merupakan fotokopi buku tabungan karena dikira tidak wajib). Kalau tidak salah minimal harus ada 20 juta Rupiah di tabungan. Thanks udah bantu suntik dana, Afni!
Proses aplikasi visa tidak terlalu lama, sekitar 2 minggu dengan biaya sekitar Rp1.775.000,- katanya sih tergantung kurs Euro hari itu. Voila! Jadi deh visanya~
Ada beberapa pilihan maskapai untuk ke Spanyol, tentunya dengan transit di negara yang berbeda-beda. Saya memilih Cathay Pacific yang akan transit di Hong Kong selama 4,5 jam. Saya memilih transit di Hong Kong karena masuk Hong Kong tidak perlu pakai visa dan rencananya saya ingin jalan-jalan di Hong Kong saat perjalanan pulang nanti. A flop though. Mau tahu kenapa? Keep reading!
25 Juni 2018
Uh yeaaah hari yang ditunggu datang juga. Hari itu keberangkatan ke Madrid transit di Hong Kong dari Soekarno-Hatta pukul 14.15 WIB, sampai di Hong Kong pukul 20.30 waktu setempat. Rencananya hanya akan jalan-jalan di bandara Hong Kong yang ternyata besarnya melebih mal-mal di Jakarta dijadikan satu. Uhmm lebay sih but it was sooooo huge! Perlu waktu cukup lama untuk menjelajahinya, dan waktu itu saya jalan-jalan sembari mencari prayer room. Mudah sekali jika ingin mencari tempat karena ada papan interaktif yang bisa tunjukkan lokasi, lengkap dengan instruksi menuju ke sana. Prayer room hanya ada satu kalau tidak salah, dan isinya sebenarnya tidak spesifik untuk Muslim, hanya ruangan kosong dengan toilet di dalamnya, jadi ingat ya harus bawa peralatan sholat sendiri. Waktu transit 4 jam kalau dipikir-pikir lama, tapi ternyata tidak terasa lewat begitu cepatnya, karena 1 jam sendiri dihabiskan untuk keluar pesawat dan boarding untuk next flight.
26 Juni 2018
Perjalanan dilanjutkan di tengah malam, sekitar pukul 1 malam, banyak dihabiskan untuk tidur, hingga pagi menjelang. Matahari mulai menampakkan semburat cahayanya, saya mulai bisa melihat ke bawah. Berhubung saya duduk di pinggir jendela, saya bisa melihat jelas apa yang ada di bawah saya: Mongolia (superb!), Rusia (waktu itu sedang piala dunia di Rusia, jadi saat melewati stadion bola saya pikir bisa saja stadion itu dipakai untuk piala dunia), pedesaan di wilayah Italia dan yang paling mencengangkan adalah pemandangan Pegunungan Alps! Huhu bagus banget…. semoga suatu hari bisa ke sana, bukan lewat saja 🙂
Setelah perjalanan panjang sekitar 23 jam (termasuk transit), akhirnya tiba di Bandara Barajas, Madrid, sekitar jam 8 pagi waktu setempat. WOOHOOOO!
Selama skillshare berlangsung, saya menginap di Hostal Persal yang sudah disiapkan panitia skillshare. Letaknya strategis sekali tidak jauh dari Puerta del Sol dan Plaza Mayor, yang bisa dibilang seperti alun-alun di tengah kota. Hmmm.. Dari bandara, bagaimana cara kesananya ya?
Dari Bandara Barajas saya bisa naik Renfe, kereta cepat yang menghubungkan beberapa kota besar di Spanyol, ke Sol. Untuk naik Renfe kita bisa beli tiket via mesin. Nah setelah saya temukan mesinnya, bagaimana belinya? Saya lihat ada mbak bule (anggap saja namanya Flo, she looks like a Flo) bersama keluarganya yang juga ingin naik Renfe, saya tanya ke dia “Ke Puerta del Sol bisa naik Renfe kan ya?”, eh dia dengan baik hati bantu beliin dan kebetulan dia mau ke sana juga jadi katanya ikut aja sama dia. Ternyata dia warlok yang tidak warlok, tinggal di Madrid tapi keluarganya berasal dari ……… (masukkan negara Amerika Latin di sini, saya lupa).

Di Renfe yang konsepnya seperti kereta menuju bandara Soetta ternyata ada semacam pengemis juga. Bukan pengemis sih, lebih ke jualan sepertinya, dia bagi-bagi tissue alongwith kertas bertuliskan kondisi dia dan keluarga (setelah saya coba google translate), nanti dia ambil lagi, kalau mau beli tissuenya tinggal kasih uang di kertas tadi. Hey, the more you know!
Turun dari Renfe kemudian perjalanan dilanjutkan dengan Metro (kereta bawah tanah) hingga sampai di tujuan, Sol. Setelah berpisah dengan Flo dan ayah ibunya, saya keluar tepat di Puerta del Sol yang ramai sekali. Dari Puerta del Sol ke Hostal Persal jaraknya sekitar 400m, dan hanya butuh 5 menit jalan kaki. Wow, I’m in Europe! (masih amazed).
Puerta del Sol adalah salah satu tempat paling ramai dan sibuk di Madrid, karena seperti yang saya sebut sebelumnya, tempat ini seperti alun-alun. Konon berada di titik 0 km Madrid. Di Puerta del Sol kita bisa temukan patung Charles III of Spain di atas kuda dan patung ikon Madrid, yaitu beruang yang sedang memegang pohon stroberi. Hmm.. tapi kenapa pohon stroberi bentuknya seperti ini ya? Bukannya kecil? Anyway…..

Selain patung, kita bisa temukan The House of Post Office (Real Casa de Correos) yang sekarang jadi kantor salah satu pejabat Madrid. Puerta del Sol mempunyai arti Gerbang Matahari karena dulu ini adalah gerbang masuk kota Madrid dan menghadap ke arah timur, tempat matahari terbit.

Tak lama sampai kamar, saya dan roommate saya dari Taiwan yang bernama Naomi jalan-jalan sekitar hotel, Puerta del Sol, Plaza Mayor, sampai ke Puerta de Alcalá. We tried Seafood Paella immediately di sekitaran Puerta del Sol yang memang banyak sekali restoran dan kafe. Lalu jalan-jalan lagi di sekitar Museo Nacional del Prado, duduk-duduk di taman. One of the things I love from Madrid is that there are a lot of parks with different sizes.

Mohon maaf, saya norak jadi sangat amazed saat merasakan sendiri pukul 9 malam kurang ternyata masih terang benderang karena saat itu adalah musim panas, sunsetnya jam 9.30an. Namun karena jet lag, sebelum jam 9 sudah kembali ke hotel. Bahkan beberapa hari pertama di Madrid saya bahkan tidak pernah lihat malam karena begitu sunset, di Jakarta sudah pukul 2.30 malam. Jet lag is real, padahal cuma beda beberapa jam. Waktu saya ke Arab Saudi saja jet lag banget padahal cuma beda 4 jam, nah ini beda 5 jam.

27 Juni 2018
Sesi skillshare hari itu berakhir sekitar pukul 5 sore, saya dan Naomi jalan-jalan sekitar hotel di sekitar kafe-kafe di jalan yang lebih kecil dan tidak seramai kemarin. Kami duduk di salah satu kafe yang menyajikan tapas. Selain paella, tapas adalah makanan yang wajib dicoba saat kamu berada di Spanyol. Hemm tapas bukan nama makanan sih, melainkan kumpulan beberapa snack yang bisa kita pilih sendiri. Beberapa contoh makanan tapas adalah roti-rotian, french fries, sup, goreng tepung (udang, ayam, ikan), ham, churros, dan makanan ringan semacamnya. Salah satu yang aneh menurut saya adalah kumpulan acar yang disajikan sebagai complementary – acar zaitun, acar cabe, acar teri, why? Selain tapas, kami memesan sangria sebagai penyegar di hari yang panas.
Note: Oh iya, Spanyol sangat terkenal dengan Iberian ham nya, jadi banyak sekali makanan atau tapas yang menggunakan ham (daging babi). Bahkan saking ikoniknya, di Madrid ada Museo del Jamón (museom of ham), setelah makan tapas saya mampir ke sana bersama Naomi karena penasaran. Yah, sebenarnya bentuknya lebih mirip restoran sih dibanding museum. Masuk-masuk langsung disambut bau daging babi yang wanginya cukup manis. Ada banyak display beberapa jamon yang siap dipotong untuk disajikan kepada pengunjung yang ingin coba berbagai macam jamon. Penasaran sih, tapi kan haram buat Muslim heheu.. Lagian juga sepertinya saya makan jamon secara tidak disengaja saat makan Tapas sebelumnya.
Selain di daerah hotel kami juga jalan ke Gran Via, daerah pusat perbelanjaan untuk jalan-jajan yang terletak di jalan utama kota Madrid. Sungguh, penginapan di daerah sekitar Puerta del Sol adalah super strategis!
28 Juni 2018
Ada beberapa hal yang menarik di hari ini. Yang pertama, saat melintas Puerta del Sol menuju hotel, ada keriuhan dari gelombang manusia berbaju kuning. Ternyata saat itu baru saja Kolombia menang melawan Senegal di piala dunia dan warga Kolombia (atau orang-orang Kolombia yang tinggal di Spanyol) sedang merayakannya. Woooooot, seru ya lihat keriuhan piala dunia di negara yang beneran ikut piala dunia, dan itu bahkan bukan Spanyol. I wonder, gimana ya keriuhannya kalau Spanyol menang? Looking forward to seeing that!
Yang kedua, untuk pertama kalinya saya lihat malam di Madrid. Setelah makan malam bersama rekan-rekan dari NRO* lain di restoran vegetarian, saya habiskan malam di sekitaran Puerta del Sol untuk melihat keramaiannya. It was sooooooo crowded! Banyak pertunjukan jalanan, penonton, orang ciuman (haha saya cukup merasakan culture shock saat itu), pedagang mainan menyala yang diterbangkan (persis di Lapangan Banteng, Jakarta).
Berhubung nggak bisa masukin video (nambah bayar lagi beb), jadi screenshot video aja ya.. Ini pemandangan Puerta del Sol malam hari.
*NRO (National Regional Office) adalah istilah yang digunakan kantor saya untuk menyebut kantor “cabang” di negara lain.
29 Juni 2018
Tak dirasa, hari itu sudah hari terakhir saya mengikuti skillshare. Skillshare 2 hari ke belakang tidak hanya dilakukan di dalam ruangan. Kami mengeksplor beberapa daerah perumahan di Madrid yang didominasi gaya European Mediteranian – which I’m obsessed – , juga ke bagian kecil dari El Retiro Park untuk piknik sambil sharing.
Setelah selesai sesi closing, saya dan Mbak Endri (dari Indonesia juga tapi sudah duluan berada di Madrid) jalan-jalan sore ke daerah yang penuh dengan toko-toko, mampir ke departement store El Corte Inglés untuk beli beberapa oleh-oleh, ke area sekitar Opera, jalan-jalan entah kemana kaki melangkah, hingga ke taman dekat Royal Palace. Kami juga mampir ke Gereja Almudena, Gereja Katolik di sebelah Royal Palace. Sangat indah!
Saya dan Mbak Endri sudah rindu masakan Asia, jadi kami menuju restoran Jepang dan jajan di Mercado de San Miguel. Mercado de San Miguel seperti food court penuh jajanan, buah, minuman, snack maupun makanan berat. Mau apa saja sepertinya di sana tersedia, tempatnya ramai dan sempit namun bagi pecinta kuliner rasanya sangat menyenangkan berada di sana!
*Dengar-dengar dari Mbak Endri, besoknya Mbak Endri kehilangan dompet. Konon rate kriminalitas khususnya aktivitas copet mencopet di Madrid ini cukup tinggi, jadi please take care of your belongings very wisely while in Madrid.
Ini dia sesi jalan-jalan sore bersama Mbak Endri ke berbagai sudut kota Madrid:
30 Juni 2018
Pagi-pagi sekali, sekitar jam 7 atau 8 saya check out dari Hostal Persal menuju penginapan baru, yang menandakan kemerdekaan dari segala urusan perkantoran 😀 Tapi juga sayangnya merdeka dari akomodasi yang dibayarkan kantor. Jadi dari tanggal 30 Juni-3 Juli selanjutnya, yaa bayar sendiri!
Jadi selama periode bayar sendiri ini saya kemana saja? Cek part 2 nya!
Cheers!
Medina
